eDNA – adalah singkatan dari Environmental DNA. Ini merujuk pada materi genetik yang ditemukan di lingkungan, seperti air, tanah, atau udara, yang berasal dari organisme hidup. Dengan menganalisis eDNA, para ilmuwan dapat mendeteksi keberadaan spesies tertentu tanpa perlu melihat atau menangkap organisme itu sendiri.
Bagaimana eDNA digunakan?
- Pemantauan keanekaragaman hayati: eDNA dapat digunakan untuk mengidentifikasi spesies yang ada di suatu ekosistem, termasuk spesies langka atau terancam punah.
- Deteksi spesies invasif: eDNA dapat membantu dalam mendeteksi keberadaan spesies invasif yang dapat merusak ekosistem.
- Pemantauan penyakit: eDNA dapat digunakan untuk memantau penyebaran penyakit pada hewan liar.
- Manajemen sumber daya alam: eDNA dapat membantu mengelola sumber daya alam dengan memberikan informasi tentang distribusi spesies.
eDNA memiliki potensi yang sangat besar dalam berbagai bidang, di antaranya:
- Ekologi dan Konservasi:
- Deteksi spesies langka: eDNA dapat digunakan untuk menemukan spesies yang sulit ditemukan atau tersembunyi, seperti amfibi, reptil, dan mamalia kecil.
- Pemantauan populasi: Dengan memantau perubahan konsentrasi eDNA dari waktu ke waktu, kita dapat mengestimasi perubahan populasi suatu spesies.
- Deteksi spesies invasif: eDNA dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan spesies invasif pada tahap awal, sehingga memungkinkan tindakan pengendalian yang lebih cepat.
- Biogeografi:
- Pemetaan distribusi spesies: eDNA dapat digunakan untuk memetakan distribusi spesies secara lebih akurat dan efisien dibandingkan metode tradisional.
- Kesehatan lingkungan:
- Deteksi patogen: eDNA dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan patogen dalam air atau tanah, seperti bakteri penyebab penyakit.
- Arkeologi:
- Deteksi spesies purba: eDNA dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan spesies purba dalam sedimen atau fosil.
Metode Analisis eDNA
Secara umum, analisis eDNA melibatkan beberapa langkah:
- Pengambilan sampel: Sampel lingkungan (air, tanah, atau udara) dikumpulkan.
- Ekstraksi DNA: DNA dari sampel diekstraksi menggunakan kit ekstraksi DNA.
- Amplifikasi DNA: Daerah spesifik dari genom target diamplifikasi menggunakan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction).
- Sequencing: Urutan DNA yang telah diamplifikasi kemudian diurutkan menggunakan teknologi sekuensing generasi berikutnya (NGS).
- Analisis data: Data sekuensing dianalisis menggunakan perangkat lunak bioinformatika untuk mengidentifikasi spesies yang ada dalam sampel.
Metode analisis eDNA yang umum digunakan:
- qPCR (Quantitative PCR): Metode ini digunakan untuk kuantifikasi jumlah salinan DNA target dalam sampel.
- Metagenomics: Metode ini melibatkan sekuensing seluruh komunitas mikroba dalam sampel.
- Digital PCR: Metode ini memungkinkan kuantifikasi DNA dengan presisi tinggi.
Tantangan dalam analisis eDNA:
- Kontaminasi: Kontaminasi dari reagen, peralatan, atau lingkungan dapat menghasilkan hasil positif palsu.
- Inhibisi PCR: Zat-zat dalam sampel dapat menghambat reaksi PCR.
- Referensi database: Ketersediaan database referensi yang komprehensif sangat penting untuk identifikasi spesies.
PT. Indolab Utama Distributor Alat Kesehatan yang menyediakan kit untuk penelitian eDNA dari Promega. Untuk Info lebih lengkap dapat klik icon Whatsapp untuk, support@indolabutama.com atau kunjungi Instagram @indolab_utama untuk mengetahui katalog product terbaru dan promo menarik.
Receive Promotion Update
Be the first to know