CALL CUSTOMER CARE +6221-2903 4809

  • Home
  • About
  • Products
  • Promotion
  • News and Event
  • Article
  • Job Vacancy
  • Contact Us
PT. Indolab Utama | Distributor Alat Kesehatan
  • Home
  • About
  • Products
  • Promotion
  • News and Event
  • Article
  • Job Vacancy
  • Contact Us
  • Home
  • About
  • Products
  • Promotion
  • News and Event
  • Article
  • Job Vacancy
  • Contact Us
PT. Indolab Utama | Distributor Alat Kesehatan
Explore by category
  • Life Science
  • Medical Science
Explore by Brand
  • Abbexa
  • Accuris
  • Avegene
  • Avidity Science
  • Benchmark Scientific
  • Biobase
  • Biologix
  • BT-Lab
  • Dakewe
  • DLAB
  • GenFollower
  • Hellma
  • Hermle Labortechnik
  • HOB Biotech
  • IUL
  • Kimtech
  • Labnet
  • Liofilchem
  • Macrogen
  • Major Science
  • Mupid
  • MyBiosource
  • Nest
  • NimaGen
  • Parafilm M
  • Promega
  • STBIO MEDIA
  • Wako
All Brands
PT. Indolab Utama | Distributor Alat Kesehatan Header
28 May

Memilih Teknik yang Tepat: Perbandingan Komprehensif Bioluminescence dan Fluorescence untuk Penelitian Anda

In: Article - 0 Comment

 

Dalam dunia biologi dan pencitraan ilmiah, kemampuan organisme untuk memancarkan cahaya menawarkan jendela unik untuk memahami proses kehidupan. Dua fenomena utama yang seringkali membingungkan adalah bioluminescence dan fluorescence. Meskipun keduanya melibatkan emisi cahaya, mekanisme di baliknya sangat berbeda, begitu pula aplikasi dan keunggulannya dalam penelitian.


Apa Itu Bioluminescence?

Bioluminescence adalah produksi cahaya yang dihasilkan secara alami oleh organisme hidup melalui reaksi kimia di dalam tubuh mereka. Ini adalah bentuk kemiluminesensi (cahaya yang dihasilkan dari reaksi kimia). Organisme yang mampu melakukan bioluminescence meliputi kunang-kunang, ubur-ubur, bakteri laut, dan beberapa jenis jamur dan ikan laut dalam.

Prinsip Kerjanya: Reaksi bioluminescence melibatkan interaksi antara dua komponen utama:

  • Luciferin: Substrat yang dioksidasi.
  • Luciferase: Enzim yang mengkatalisis reaksi oksidasi luciferin.

Dalam banyak kasus, reaksi ini juga memerlukan ko-faktor seperti oksigen dan ATP (adenosine triphosphate). Cahaya dihasilkan ketika molekul luciferin teroksidasi oleh luciferase, melepaskan energi dalam bentuk foton cahaya. Ini sering disebut sebagai “cahaya dingin” karena sangat sedikit energi yang hilang sebagai panas.

Aplikasi dalam Penelitian (Bioluminescence Imaging – BLI): Dalam penelitian, gen pengkode luciferase dapat dimasukkan ke dalam sel atau organisme sebagai gen reporter. Ini memungkinkan para ilmuwan untuk:

  • Melacak sel tumor: Memantau pertumbuhan dan metastasis kanker in vivo.
  • Mempelajari infeksi: Melacak penyebaran bakteri atau virus di dalam tubuh.
  • Memantau terapi gen: Melihat efektivitas transfer gen.
  • Mendeteksi aktivitas gen: Mengamati kapan dan di mana gen tertentu aktif.

Apa Itu Fluorescence?

Fluorescence adalah emisi cahaya oleh suatu zat yang telah menyerap cahaya atau radiasi elektromagnetik lainnya. Berbeda dengan bioluminescence, fluorescence membutuhkan sumber cahaya eksternal (seperti sinar UV atau laser) untuk “menggairahkan” elektron dalam suatu molekul (disebut fluorofor). Setelah elektron kembali ke tingkat energi dasarnya, mereka melepaskan energi yang diserap dalam bentuk cahaya dengan panjang gelombang yang lebih panjang (energi lebih rendah).

Prinsip Kerjanya:

  1. Absorpsi: Fluorofor menyerap foton dari sumber cahaya eksternal pada panjang gelombang eksitasi tertentu.
  2. Eksitasi: Energi dari foton yang diserap membuat elektron dalam fluorofor melonjak ke tingkat energi yang lebih tinggi (keadaan tereksitasi).
  3. Emisi: Elektron yang tidak stabil ini kemudian kembali ke tingkat energi dasarnya, melepaskan energi berlebih dalam bentuk foton cahaya pada panjang gelombang emisi yang lebih panjang.

Contoh umum fluoresensi dalam kehidupan sehari-hari adalah benda-benda yang bersinar di bawah lampu UV (lampu hitam), atau protein berpendar hijau (GFP) yang banyak digunakan dalam biologi molekuler.

Aplikasi dalam Penelitian (Fluorescence Imaging – FLI): Fluorescence banyak digunakan dalam berbagai teknik pencitraan:

  • Mikroskopi Fluoresensi: Memvisualisasikan struktur seluler, protein, dan organel yang ditandai dengan fluorofor.
  • Flow Cytometry: Mengidentifikasi dan memilah sel berdasarkan penanda fluoresen.
  • Western Blot: Mendeteksi protein target dengan antibodi berlabel fluoresen.
  • PCR Kuantitatif (qPCR): Menggunakan pewarna fluoresen untuk melacak amplifikasi DNA secara real-time.
  • Imunofluoresensi: Melokalisasi protein dalam sel atau jaringan menggunakan antibodi berlabel fluoresen.

Perbedaan Kunci Antara Bioluminescence dan Fluorescence

Meskipun keduanya menghasilkan cahaya, perbedaan fundamental terletak pada bagaimana cahaya itu dihasilkan:

Fitur Bioluminescence Fluorescence
Sumber Cahaya Dihasilkan secara internal melalui reaksi kimia (enzim-substrat). Dihasilkan dari absorpsi cahaya eksternal dan kemudian diemisikan.
Kebutuhan Substrat Membutuhkan substrat spesifik (luciferin) yang harus ditambahkan. Tidak memerlukan substrat; hanya membutuhkan fluorofor dan sumber cahaya ekeksternal.
Sinyal Latar Belakang Sangat rendah (hampir tidak ada autofluoresensi alami). Lebih tinggi, karena autofluoresensi alami dari sel atau jaringan bisa terjadi.
Fototoksisitas Rendah/tidak ada, karena tidak ada paparan cahaya eksitasi yang kuat. Berpotensi menyebabkan fototoksisitas pada sel hidup akibat paparan cahaya eksitasi.
Kecepatan Sinyal Lebih lambat, tergantung pada laju reaksi kimia dan distribusi substrat. Lebih cepat, terjadi hampir seketika setelah eksitasi.
Kedalaman Pencitraan Umumnya lebih baik untuk pencitraan in vivo pada jaringan dalam (hingga beberapa cm) karena latar belakang yang rendah. Terbatas pada kedalaman yang lebih dangkal (kurang dari 1 cm) karena hamburan dan absorpsi cahaya eksitasi dan emisi oleh jaringan.
Multiplexing Lebih terbatas dalam membedakan banyak target secara bersamaan karena spektrum emisi yang tumpang tindih. Lebih mudah untuk multiplexing (mengidentifikasi banyak target sekaligus) dengan menggunakan fluorofor yang memiliki spektrum emisi berbeda.

Kesimpulan

Bioluminescence dan fluorescence adalah dua fenomena cahaya yang tak ternilai dalam penelitian ilmiah. Bioluminescence, dengan kemampuannya menghasilkan cahaya sendiri melalui reaksi kimia, menawarkan sensitivitas luar biasa dan sinyal latar belakang yang sangat rendah, menjadikannya ideal untuk pelacakan proses in vivo yang mendalam. Di sisi lain, fluorescence, yang bergantung pada sumber cahaya eksternal, menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dalam penandaan spesifik dan multiplexing, sangat populer dalam mikroskopi dan berbagai uji laboratorium.

Pilihan antara menggunakan bioluminescence atau fluorescence dalam suatu penelitian sangat bergantung pada tujuan spesifik, jenis sampel, dan parameter yang ingin diukur. Seringkali, kombinasi kedua teknik ini dapat memberikan informasi yang lebih komprehensif dan mendalam.

Sharing is caring

Receive Promotion Update

Be the first to know

Product Category List

  • Others

Contact

  • Rukan Mutiara Taman Palem Blok E3 No. 8 - 9 , Cengkareng, Jakarta Barat, 11730.
  • +62-21-29034809
  • support@indolabutama.com⠀
  • @indolab_utama

Applications

  • Nucleic Acid Analysis
  • Cell Biology
  • Protein Analysis
  • Consumables
  • Life Science Equipment
  • General Lab

Brands

  • Promega
  • Dakewe
  • Benchmark Scientific
  • HOB
  • GenFollower
  • Mupid
  • STBIO MEDIA
  • Abbexa
  • Hellma
  • Nest
  • Biobase

 

  • NimaGen
  • Accuris
  • Macrogen
  • Avidity Science
  • Liofilchem
  • Hermle
  • MyBiosource
  • BT LAB
  • IUL
  • Major Science
  • Wako
  • Biologix
  • Dlab

Copyright 2021 Indolab Utama - Distributor Alat Kesehatan Crafted by Dharma Digital

[ Placeholder content for popup link ] WordPress Download Manager - Best Download Management Plugin

X

WhatsApp us